Tampilkan postingan dengan label kuliner Indonesia. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label kuliner Indonesia. Tampilkan semua postingan

Jumat, 30 Januari 2015

Bakso Khas Indonesia

Bakso adalah makanan yang banyak dijual di seluruh pelosok Indonesia. Mulai dari warung tenda pinggir jalan hingga restoran. Bentuk dan rasanya pun beraneka ragam untuk memenuhi selera konsumen. Makanan ini lebih nikmat disantap dalam keadaan panas saat cuaca sedang dingin.

   Meskipun banyak orang Indonesia yang menyukai bakso, ternyata panganan ini berasal dari cina. Kuliner yang lezat ini adalah hasil seni kuliner tionghoa pada abag ke 17. Kata bakso pun ternyata merupakan dua suka kata yang terpisah. Dalam bahasa hokian, bak artinya babi sedangkan so artinya makanan. Jadi, arti kata bakso adalah olahan makanan dari daging babi.
   Ada sebuah cerita tentang asal mula bakso ini. Pada zaman dahulu, ada seorang anak yang prihatin ibunya tidak dapat makan daging. Sang anak mencoba mencari cara agar ibunya tersebut bisa makan daging tanpa kerepotan. Akhirnya sang anak mendapat ide untuk menggiling daging dan membentuknya bulat-bulat. Ternyata siasat ini berhasil. Karena kemudahan dalam memakan, bakso dengan cepat digemari orang dan menjadi popular.
   Pada awalnya, bakso memang menggunakan bahan dasar daging babi. Tapi karena penduduk di Indonesia mayoritas beragama islam, daging bagi kemudian diganti dengan daging sapi, ayam, atau ikan. Selain kata bakso, kita juga sering menjumpai orang yang berjualan olahan mirip bakso tapi dengan nama bakwan. Ternyata, di Surabaya, olahan daging berbentuk bundar ini disebut bakwan. Bak artinya daging, sedangkan wan artinya bundar, jadi bakwan artinya daging bundar.


Rendang , Paling Nendang Dahh..


Rendang, Kuliner Terlezat di Dunia

Rendang. Kuliner satu ini sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat Indonesia. Setelah diakui sebagai makanan paling lezat di dunia, popularitas rendang di tanah air semakin meningkat. Ketenaran rendang tak hanya di tanah kelahirannya, Ranah Minang saja, tetapi juga di pelosok nusantara dan dunia.
Pengakuan makanan terlezat itu  terjadi pada tahun 2011 lalu, dimana rendang dinobatkan sebagai hidangan peringkat pertama dalam daftar World’s 50 Most Delicious Foods (50 Hidangan Terlezat Dunia) yang digelar oleh CNN International. Tentunya ini menjadi sebuah kebanggaan bagi masyarakat Indonesia dan khususnya UrangAwak.
Dibalik ketenaran dan cita rasanya yang lezat itu ternyata rendang memiliki sejarah panjang dan  makna budaya yang terjadi di Ranah Minang. Ini menandakan betapa rendang menjadi kuliner yang pantas untuk dibanggakan dan sebuah tradisi yang mengakar hingga sekarang ditatanan kehidupan masyarakat Minangkabau.
Bagi masyarakat Minang sendiri, rendang sudah ada sejak dahulu dan telah menjadi masakan tradisi yang dihidangkan dalam berbagai acara adat dan bahkan hidangan keseharian. Sebagai masakan tradisi, rendang diduga telah lahir sejak orang Minang menggelar acara adat pertamanya. Kemudian seni memasak ini berkembang ke kawasan serantau berbudaya Melayu lainnya; mulai dari Mandailing, Riau, Jambi, hingga ke negeri seberang di Negeri Sembilan yang banyak dihuni perantau asal Minangkabau. Karena itulah rendang dikenal luas baik di Sumatera maupun Semenanjung Malaya.
Dalam www.wikipedia.org , Sejarawan Universitas Andalas Prof. Gusti Asnan menduga, rendang telah menjadi masakan yang tersebar luas sejak orang Minang mulai merantau dan berlayar ke Malaka untuk berdagang pada awal abad ke-16. “Karena perjalanan melewati sungai dan memakan waktu lama, rendang mungkin menjadi pilihan tepat saat itu sebagai bekal.”  Hal ini karena rendang kering sangat awet, tahan disimpan hingga berbulan lamanya, sehingga tepat dijadikan bekal kala merantau atau dalam perjalanan niaga.
Tidak hanya itu, rendang juga disebut dalam kesusastraan Melayu klasik seperti Hikayat Amir Hamzah yang membuktikan bahwa rendang sudah dikenal dalam seni masakan Melayu sejak 1550-an (pertengahan abad ke-16).
Rendang kian termahsyur dan tersebar luas jauh melampaui wilayah aslinya berkat budaya merantau suku Minangkabau. Orang Minang yang pergi merantau selain bekerja sebagai pegawai atau berniaga, banyak di antara mereka berwirausaha membuka Rumah Makan Padang di seantero Nusantara, bahkan meluas ke negara tetangga hingga Eropa dan Amerika. Rumah makan inilah yang memperkenalkan rendang serta hidangan Minangkabau lainnya secara meluas.
Begitu juga tradisi yang masih berjalan hingga sekarang di Sumatera Barat, bagi anggota keluarganya yang merantau biasanya selalu dibekali rendang untuk memenuhi kebutuhan makanan dalam beberapa bulan. Apalagi anggota keluarganya yang sedang menuntut ilmu, rendang selalu menghiasi makanan mereka terutama diawal-awal kedatangan rendang dari keluarganya.
Jika ditelaah, rendang memiliki makna budaya dalam kehidupan masyarakat Minangkabau, karena rendang mendapatkan posisi terhormat dalam budaya masyarakatnya.  Rendang mempunyai filosofi tersendiri bagi masyarakat Minang, yaitu musyawarah dan mufakat, yang berangkat dari empat bahan pokok yang melambangkan keutuhan masyarakat Minang, yaitu: Dagiang (daging sapi), merupakan lambang dari “Niniak Mamak” (para pemimpin Suku adat) Karambia (kelapa), merupakan lambang “Cadiak Pandai” (kaum Intelektual) Lado (cabai), merupakan lambang “Alim Ulama” yang pedas, tegas untuk mengajarkan syariat agama dan Pemasak (bumbu), merupakan lambang dari keseluruhan masyarakat Minangkabau.
Dalam tradisi Minangkabau, rendang adalah hidangan yang wajib disajikan dalam setiap perhelatan istimewa, seperti berbagai upacara adat Minangkabau, kenduri, atau menyambut tamu kehormatan
Sedangkan dalam tradisi Melayu, baik di RiauJambiMedan atau Semenanjung Malaya, rendang adalah hidangan istimewa yang dihidangkan dalam kenduri khitananulang tahunpernikahanbarzanji, atau perhelatan keagamaan, seperti Idul Fitri dan Idul Qurban.
Dilihat dari bentuk rendang yang ada sekarang, masakan yang dibubuhi santan kelapa dan rempah ini memiliki dua  bentuk, rendang kering dan rendang basah.
Rendang kering adalah rendang sejati dalam tradisi memasak Minang. Rendang  jenis ini dimasak dalam waktu berjam-jam lamanya hingga santan mengering dan bumbu terserap sempurna. Rendang kering dihidangkan untuk perhelatan istimewa, seperti upacara adat, kenduri, atau menyambut tamu kehormatan. Rendang ini biasanya berwarna lebih gelap agak coklat kehitaman. Jika dimasak dengan tepat, rendang kering dapat tahan disimpan dalam suhu ruangan selama tiga sampai empat minggu, bahkan dapat bertahan hingga lebih dari sebulan jika disimpan di kulkas, dan enam bulan jika dibekukan. Beberapa kalangan berpendapat bahwa citarasa rendang asli Minang adalah yang paling lezat dan tiada dua — jauh berbeda dengan rendang di sejumlah kawasan Melayu lainnya.
Sementara rendang basah, atau lebih tepatnya disebut kalio, adalah rendang yang dimasak dalam waktu yang lebih singkat, santan belum begitu mengering sempurna, dan dalam suhu ruangan hanya dapat bertahan dalam waktu kurang dari satu minggu. Rendang basah berwarna coklat terang keemasan dan lebih pucat.
Reno Andam Sari, pemilik usaha Rendang Uni Farah, dalam wawancaranya di Kompas.com melihat sedikitnya ada 15 jenis rendang yang ada di Ranah Minang saat ini, misalnya rendang daun kayu, rendang tumbuk, rendang belut, rendang runtiah, rendang lokan, sampai bareh randang. Bahkan ia juga menemukan rendang sapuluik itam yang terbuat dari tepung ketan hitam yang dimasak dengan tambahan bumbu rendang.
Ini menandakan betapa kayanya kuliner Rang Minang dalam penyajian makanan, baik dikonsumsi untuk anggota keluarganya, maupun disajikan dalam upacara adat atau penyambutan tamu. Terbukti, dari satu nama rendang saja, masyarakat Minangkabau dapat melahirkan  15 jenis rendang dengan citarasa yang berbeda. (Adrial: Diambil dari berbagai sumber)

Read more :  http://www.indonesia-heritage.net

Rawooonnn....

















Travelers, sudah pernahkah kamu mencicipi rawon atau nasi rawon? Ya, ini adalah masakan khas dari daerah Jawa Timur yang berupa sup dengan kuah berwarna kehitaman dicampur potongan daging sapi empuk berbentuk segi empat. Biasanya rawon disajikan bersama kecambah pendek dan sambal goreng yang pedas manis. Cocok dimakan di cuaca hujan seperti belakangan ini, sebagai penawar hawa dingin yang menggigit. Beberapa jenis lauk seperti telur mata sapi, telur asin, paru, perkedel atau tempe goreng yang ditambahkan sebagai pendamping makin menggoda lidah untuk   menyantapnya hingga licin tandas.
Sebenarnya sih tidak ada perbedaan mencolok antara rawon yang terdapat di suatu daerah jika dibandingkan dengan daerah lainnya di Jawa Timur. Bentuk fisik dan cara penyajian rawon di Kota Malang misalnya, tidak berbeda dengan penampilan nasi rawon yang kita temui di Surabaya, Pasuruan, Probolinggo atau kota-kota lain di Jawa Timur. Kuah kehitaman yang merupakan ciri khas rawon Jawa Timur berasal dari campuran antara lengkuas, ketumbar, serai, kunyit dan kluwek (disebut juga kepayang, yaitu buah dari sejenis pohon yang tumbuh liar), yang merupakan sumber warna kehitaman pada nasi rawon kamu berasal.
Hanya saja rawon Malang tidak terlalu asin dan lebih kaya akan bumbu rempah-rempah serta bumbu pelengkap seperti daun seledri, taburan bawang goreng dan irisan daun bawang. Rawon Malang juga hanya menggunakan bahan daging sapi dan jarang menambahkan jeroan seperti yang terdapat pada rawon Surabaya.
Bila traveler sedang mengunjungi atau melewati Kota Malang sebagai rangkaian perjalanan liburan mendatang, tak ada salahnya mampir ke beberapa depot di Kota Apel untuk sekedar mencicipi lezatnya nasi rawon khas Kota Malang. Salah satu rumah makan terkenal dengan menu utama nasi rawon yang bercita rasa tak terlupakan adalah depot Rawon Nguling. Jangan khawatir akan tersesat karena depot ini terletak di pusat kota dan tak jauh dari alun-alun Kota Malang.
Rumah makan yang beralamatkan Jalan Zainul Arifin no. 62 ini memang telah terkenal di kalangan wisatawan berkat daging sapi yang empuk dan bersahabat, karena tidak dicampur dengan jeroan sehingga mereka yang menderita penyakit jantung atau asam urat bisa menyantapnya tanpa was-was. Bahkan Bapak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pun mengakui bahwa rumah makan ini adalah salah satu tempat makan favorit semasa beliau bertugas di Kota Malang.
Jika tak sempat berkunjung ke Kota Malang dan penasaran ingin mencoba kelezatan nasi rawon, Kamu bisa mengunjungi depot Rawon Nguling yang terdapat di beberapa kota besar di Indonesia. Berdasarkan pantauan kami, depot legendaris yang awalnya didirikan di Kecamatan Nguling Probolinggo ini ternyata telah membuka cabang di sejumlah kota besar seperti Balikpapan, Tangerang, Jakarta Utara dan Jakarta Timur.
Gimana, travelers? Makin tergoda mencicipi rawon khas Jawa Timur? Yuummm!

Read more :  http://www.pegipegi.com

Rujak Cingur – Masterpiece Jawa Timur


Rujak Cingur bisa disebut sebagai masterpiece-nya Jawa Timur. Rujak ini adalah salah satu rujak paling khas di Indonesia. Sedikit berbeda dengan rujak-rujak biasanya, rujak cingur punya penyajian yang unik. Namun, mari kita bicara soal sejarah rujak cingur terlebih dahulu, mengapa disebut sebagai rujak cingur, apa saja bahan-bahan rujak cingur, apa yang membuatnya khas dan bagaimana rasanya?
Mengapa Disebut Rujak Cingur?
Kamu yang mengerti bahasa Jawa, pasti mengetahui apa arti “cingur”. Ya, cingur dalam bahasa Jawa berarti “mulut”. Mengapa disebut rujak cingur (alias mulut)? Memang ada mulut apa sih di dalam rujak cingur ini? Hehe. Mulut di sini merujuk ke mulut sapi atau (bahasa kasarnya) moncong sapi. Inilah ciri khas Rujak Cingur, terdapat rasa kenyal serta empuk yang berasal dari mulut sapi yang sudah direbus dan kemudian dicampurkan ke dalam rujak. Nah, bicara soal rujaknya sendiri, apa saja ya isinya? Yuk, intip lagi!
Apa Saja Isi Rujaknya?
Rujaknya sendiri pada umumnya diisi dengan beberapa irisan dari beberapa jenis buah seperti krai (timun khas dari Jawa Timur), timun, mangga muda, bengkuang, nanas, kedondong. Kemudian, buah-buahan tersebut dipadukan dengan lontong, tempe dan tahu, bendoyo, sayuran dan tentunya tidak lupa cingur! Lalu, semuanya akan dilumuri dengan sambal petis pedas. Sambal petis pedas terdiri dari beberapa bahan berikut: Petis udang, gula ataupun gula merah, kacang tanah yang telah digoreng, cabai, bawang goreng, irisan pisang klutuk dan garam serta air matang yang digunakan untuk mengencerkan – yang kemudian diulek. Kemudian tentu tidak lupa, sajian ditambah dengan kerupuk! Just for info, karena cara membuatnya dengan diulek, Rujak Cingur sering pula disebut sebagai Rujak Ulek.
Hmmm... Oiya, sebagai tambahan wawasan, petis udangnya sendiri biasanya terdiri dari petis dengan kualitas nomor 1 dan nomor 2. Mengapa? Ini supaya rasa dan aroma berimbang. Petis nomor 1 biasanya terasa sangat amis, sementara petis nomor 2 tidak amis namun rasa udangnya kurang keluar. Selain itu, kalau kamu sedang jalan-jalan dan melihat ada Rujak Cingur, harus sedikit teliti ya karena kadang cingurnya diganti dengan kulit sapi.

Read more : http://www.makandiantar.com

Sate Khas Indonesia




Sate atau satai  adalah makanan yang terbuat dari potongan daging kecil-kecil dan ditusuki dengan tusukan yang biasanya terbuat dari lidi tulang daun kelapa, bambu, dan bahkan jeruji besi kemudian dibakar menggunakan bara arang kayu. Sate kemudian disajikan dengan berbagai macam bumbu yang bergantung pada variasi resep sate.Daging yang dijadikan sate antara lain daging ayam, kambing, domba, sapi, babi, kelinci, kuda, dan lain-lain.
Sate diketahui berasal dari Jawa, Indonesia, dan dapat ditemukan di mana saja di Indonesia dan telah dianggap sebagai salah satu masakan nasional Indonesia. Sate juga populer di negara-negara Asia Tenggara lainnya seperti Malaysia, Singapura, Filipina, dan Thailand. Sate juga populer di Belanda yang dipengaruhi masakan Indonesia yang dulu merupakan koloninya.
Sate adalah hidangan yang sangat populer di Indonesia; dengan berbagai suku bangsa dan tradisi seni memasak (lihat Masakan Indonesia) telah menghasilkan berbagai jenis sate. Di Indonesia, sate dapat diperoleh dari pedagang sate keliling, pedagang kaki lima di warung tepi jalan, hingga di restoran kelas atas, serta kerap disajikan dalam pesta dan kenduri. Resep dan cara pembuatan sate beraneka ragam bergantung variasi dan resep masing-masing daerah. Hampir segala jenis daging dapat dibuat sate. Sebagai negara asal mula sate, Indonesia memiliki variasi resep sate yang kaya.
Biasanya sate diberi saus. Saus ini bisa berupa bumbu kecap, bumbu kacang, atau yang lainnya, biasanya disertai acar dari irisan bawang merah, mentimun, dan cabai rawit. Sate dimakan dengan nasi hangat atau, kalau di beberapa daerah disajikan dengan lontong atau ketupat.
Hidangan internasional yang mirip sate antara lain yakitori dari Jepang, shish kebab dari Turki, shashlik dari Kaukasia, chuanr dari China, dan sosatie dari Afrika Selatan. Sate terdaftar sebagai peringkat ke-14 dalam World's 50 most delicious foods (50 Hidangan Paling Lezat di Dunia) melalui jajak pendapat pembaca yang digelar oleh CNN Go pada 2011.

Read more : http://id.wikipedia.org