Inilah candi dengan bentuk penuh keanggunan dan dikenal sebagai salah satu ikon budaya Indonesia. Candi Prambanan merupakan candi Hindu terbesar di Asia Tenggara.
Letaknya yang tidak jauh dari Candi
Borobudur seperti ingin menunjukan kepada Anda tentang keharmonisan
antara umat Budha dan Hindu di Pulau Jawa tidak hanya di masa lalu tapi
juga saat ini.Prambanan adalah kompleks candi Hindu terbesar di Indonesia, bahkan di
Asia Tenggara. Candi yang juga terkenal dengan sebutan Candi Rara
Jonggrang ini dibangun sekitar tahun 850 Masehi oleh Wangsa Sanjaya.
Pada 1926 dilanjutkan De Haan hingga akhir hayatnya pada 1930. Pada 1931 digantikan oleh Ir. V.R. van Romondt hingga pada 1942 dan kemudian diserahkan kepemimpinan renovasi itu kepada putra Indonesia dan itu berlanjut hingga 1993.
Banyak bagian candi yang direnovasi, menggunakan batu baru, karena batu-batu asli banyak yang dicuri atau dipakai ulang di tempat lain. Sebuah candi hanya akan direnovasi apabila minimal 75% batu asli masih ada. Oleh karena itu, banyak candi-candi kecil yang tak dibangun ulang dan hanya tampak fondasinya saja.
Candi Prambanan memiliki 3 candi utama di halaman utama, yaitu Candi Wisnu, Brahma, dan Siwa. Ketiga candi tersebut adalah lambang Trimurti dalam kepercayaan Hindu. Ketiga candi itu menghadap ke timur. Setiap candi utama memiliki satu candi pendamping yang menghadap ke barat, yaitu Nandini untuk Siwa, Angsa untuk Brahma, dan Garuda untuk Wisnu. Selain itu, masih terdapat dua candi apit, empat candi kelir, dan empat candi sudut. Sementara, halaman kedua memiliki 224 candi.
Memasuki candi Siwa yang terletak di tengah dan bangunannya paling tinggi, Anda akan menemui empat ruangan. Satu ruangan utama berisi arca Siwa, sementara tiga ruangan lain masing-masing berisi arca Durga (istri Siwa), Agastya (guru Siwa), dan Ganesha (putra Siwa). Arca Durga itulah yang disebut-sebut sebagai arca Roro Jonggrang dalam legenda yang diceritakan di atas.
Di candi Wisnu yang terletak di sebelah utara candi Siwa, Anda hanya akan menjumpai satu ruangan yang berisi arca Wisnu. Demikian juga candi Brahma yang terletak di sebelah selatan candi Siwa, Anda juga hanya akan menemukan satu ruangan berisi arca Brahma.
Candi pendamping yang cukup memikat adalah candi Garuda yang terletak di dekat candi Wisnu. Candi ini menyimpan kisah tentang sosok manusia setengah burung yang bernama Garuda. Garuda merupakan burung mistik dalam mitologi Hindu yang bertubuh emas, berwajah putih, bersayap merah, berparuh dan bersayap mirip elang.
Pada 27 Mei 2006 gempa bumi dengan kekuatan 5,9 pada skala menghantam daerah Bantul dan sekitarnya. Gempa ini menyebabkan kerusakan hebat terhadap banyak bangunan dan kematian pada penduduk di sana. Salah satu bangunan yang rusak parah adalah kompleks Prambanan, khususnya candi Brahma. Hingga saat ini perbaikan masih terus dilakukan dan beberapa di antaranya sudah rampung.
Read more : https://wisatacandi.wordpress.com
Candi yang sejak tahun 1991 ditetapkan UNESCO sebagai cagar budaya dunia (World Wonder Heritage)
ini menempati kompleks seluas 39,8 hektar. Menjulang setinggi 47 meter
atau lima meter lebih tinggi dari Candi Borobudur, Candi Prambanan
telihat perkasa dan kokoh. Hal ini sesuai dengan latar belakang
pembangunan candi ini, yaitu ingin menunjukkan kejayaan peradaban Hindu
di tanah Jawa.
Candi Prambanan juga disebut Candi Rara
Jonggrang? Hal ini terkait dengan sebuah legenda yang diyakini sebagian
masyarakat Jawa tentang candi ini. Alkisah, seorang pangeran bernama
Bandung Bondowoso jatuh hati kepada putri raja yang rupawan parasnya, ia
benama Rara Jonggrang. Karena tak kuasa menolak cinta sang pangeran,
Jonggrang mengajukan syarat kepada Bondowoso untuk dibuatkan candi
dengan 1.000 arca dalam waktu semalam. Permintaan itu hampir terpenuhi,
sebelum akhirnya Jonggrang berhasil meminta bantuan warga desa untuk
menumbuk padi dan membuat api besar agar terkesan suasana sudah pagi
hari. Karena merasa dicurangi, Bondowoso yang baru membuat arca ke-999
kemudian mengutuk Jonggrang menjadi arca yang ke-1.000.
Candi Prambanan adalah pengejawantahan
peradaban Hindu di tanah Jawa. Hal ini dapat dilihat dari struktur candi
yang menggambarkan inti kepercayaan dalam agama Hindu, yaitu Trimurti.
Kompleks Prambanan memiliki 3 candi utama di halaman utama, yaitu Candi
Wisnu, Brahma, dan Siwa. Ketiga candi tersebut adalah lambang Trimurti
dalam kepercayaan Hindu. Setiap candi utama memiliki satu candi
pendamping, yaitu Nandini untuk Siwa, Angsa untuk Brahma, dan Garuda
untuk Wisnu. Selain itu, masih terdapat 2 candi apit, 4 candi kelir, dan
4 candi sudut. Sementara, halaman kedua memiliki 224 candi.
Keistimewaan Candi Prambanan lainnya yang
wajib disaksikan oleh wisatawan adalah keindahan relief-reliefnya yang
menempel di dinding candi. Kisah Ramayana menjadi relief utama candi
ini. Namun, relief lain yang tak kalah menarik adalah pohon kalpataru
yang dalam agama Hindu dianggap sebagai pohon kehidupan, kelestarian,
dan keserasian lingkungan. Di Prambanan, relief pohon kalpataru
digambarkan tengah mengapit singa. Keberadaan pohon ini menggambarkan
betapa masyarakat Jawa abad ke-9 memiliki kearifan dalam mengelola
lingkungannya.
Bagi pengunjung yang ingin menuntaskan
keingintahuannya terhadap seluk-beluk Candi Prambanan, pengunjung dapat
menyambangi sebuah museum yang juga berada di kompleks candi. Di museum
ini, pengunjung dapat menikmati audio visual tentang sejarah
ditemukannya Candi Prambanan hingga proses renovasinya secara lengkap.
Bagi wisatawan yang berkunjung bersama keluarga, di Candi Prambanan juga
terdapat taman bermain untuk anak-anak dan kereta mini yang dapat
mengantarkan pengunjung mengelilingi kawasan wisata tersebut.
Salah satu event wisata yang
sayang untuk dilewatkan adalah pementasan Sendratari Ramayana.
Sendratari Ramayana adalah seni pertunjukan yang menyatukan ragam
kesenian Jawa seperti tari, drama, dan musik dalam satu panggung dan
satu momentum untuk menyuguhkan kisah Ramayana, epos legendaris karya
Walmiki yang ditulis dalam bahasa Sanskerta. Kisah Ramayana yang
dibawakan dalam pertunjukan ini merupakan penerjemahan dari relief yang
terpahat di Candi Prambanan. Cerita Ramayana yang terpahat di candi ini
mirip dengan cerita yang berkembang dalam tradisi lisan di India. Jalan
cerita yang panjang dan menegangkan dirangkum dalam empat lakon atau
babak, yaitu: penculikan Sinta, misi Anoman ke Alengka, kematian
Kumbakarna atau Rahwana, dan pertemuan kembali Rama—Sinta. Pementasan
ini sudah berjalan sejak tahun 1960-an dan dilaksanakan setiap bulan
pada malam purnama.
Candi Prambanan terletak di Desa
Prambanan yang secara administratif terbagi menjadi dua bagian, yaitu
antara kabupaten Sleman, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan
Kabupaten Klaten, Propinsi Jawa Tengah.
Letaknya yang tepat di tepi jalan raya
Yogyakarta—Solo membuat kompleks Candi Prambanan mudah untuk dijangkau
dari arah manapun, baik dari arah Yogyakarta maupun Solo.. Bagi
pengunjung yang memulai perjalanan dari Klaten, banyak jalur yang bisa
dipilih, bisa menggunakan bus jurusan Yogyakarta—Solo atau bus jurusan
Terminal Klaten-Prambanan. Keduanya sama mudahnya.
Di sekitar kompleks candi tersedia
akomodasi dan fasilitas yang cukup lengkap, seperti hotel/rumah
penginapan, restoran/rumah makan, toko-toko cenderamata, warung
telekomunikasi, dan warung internet. Selain itu, kehadiran para tenaga
pemandu wisata yang mudah dijumpai di sekitar candi akan menyempurnakan
kunjungan para wisatawan. Sebab, mereka akan memandu wisatawan
menelusuri jejak-jekak kemasyhuran peradaban Jawa-Hindu dengan Candi
Prambanan sebagai monumen utamanya.
Candi penanda kejayaan Hindu
(Catatan A.T.Gobel pada Yahoo.Travel)
Candi Prambanan adalah bangunan yang dibangun di abad ke-10 pada masa pemerintahan dua raja, Rakai Pikatan dan Rakai Balitung.
Candi Prambanan adalah bangunan yang dibangun di abad ke-10 pada masa pemerintahan dua raja, Rakai Pikatan dan Rakai Balitung.
Photo credits – Arie Basuki/Tempo
Menjulang setinggi 47 meter (5 meter lebih tinggi dari Candi
Borobudur), berdirinya candi ini telah memenuhi keinginan pembuatnya,
menunjukkan kejayaan Hindu di tanah Jawa. Candi ini terletak 17
kilometer dari pusat kota Yogyakarta, 40 km barat Surakarta dan 120 km
selatan Semarang, persis di perbatasan antara provinsi Jawa Tengah dan
Daerah Istimewa Yogyakarta. Pada bagian tengah area candi ini dibangun
taman.
Photo credits – Rini PWE/Tempo
Pada 1733, candi ini ditemukan oleh CA.
Lons seorang berkebangsaan Belanda. Kemudian pada 1855 Jan Willem
IJzerman mulai membersihkan dan memindahkan beberapa batu dan tanah dari
bilik candi. Beberapa waktu kemudian IsaƤc Groneman melakukan
pembongkaran besar-besaran dan batu-batu candi tersebut ditumpuk secara
sembarangan di sepanjang Sungai Opak.
Pada 1902-1903, Theodoor van Erp memelihara bagian yang rawan runtuh.
Pada tahun 1918-1926, dilanjutkan oleh Jawatan Purbakala
(Oudheidkundige Dienst) di bawah P.J. Perquin dengan cara yang lebih
metodis dan sistematis, sebagaimana diketahui para pendahulunya
melakukan pemindahan dan pembongkaran beribu-ribu batu tanpa memikirkan
adanya usaha pemugaran kembali.Pada 1926 dilanjutkan De Haan hingga akhir hayatnya pada 1930. Pada 1931 digantikan oleh Ir. V.R. van Romondt hingga pada 1942 dan kemudian diserahkan kepemimpinan renovasi itu kepada putra Indonesia dan itu berlanjut hingga 1993.
Banyak bagian candi yang direnovasi, menggunakan batu baru, karena batu-batu asli banyak yang dicuri atau dipakai ulang di tempat lain. Sebuah candi hanya akan direnovasi apabila minimal 75% batu asli masih ada. Oleh karena itu, banyak candi-candi kecil yang tak dibangun ulang dan hanya tampak fondasinya saja.
Candi Prambanan memiliki 3 candi utama di halaman utama, yaitu Candi Wisnu, Brahma, dan Siwa. Ketiga candi tersebut adalah lambang Trimurti dalam kepercayaan Hindu. Ketiga candi itu menghadap ke timur. Setiap candi utama memiliki satu candi pendamping yang menghadap ke barat, yaitu Nandini untuk Siwa, Angsa untuk Brahma, dan Garuda untuk Wisnu. Selain itu, masih terdapat dua candi apit, empat candi kelir, dan empat candi sudut. Sementara, halaman kedua memiliki 224 candi.
Memasuki candi Siwa yang terletak di tengah dan bangunannya paling tinggi, Anda akan menemui empat ruangan. Satu ruangan utama berisi arca Siwa, sementara tiga ruangan lain masing-masing berisi arca Durga (istri Siwa), Agastya (guru Siwa), dan Ganesha (putra Siwa). Arca Durga itulah yang disebut-sebut sebagai arca Roro Jonggrang dalam legenda yang diceritakan di atas.
Di candi Wisnu yang terletak di sebelah utara candi Siwa, Anda hanya akan menjumpai satu ruangan yang berisi arca Wisnu. Demikian juga candi Brahma yang terletak di sebelah selatan candi Siwa, Anda juga hanya akan menemukan satu ruangan berisi arca Brahma.
Candi pendamping yang cukup memikat adalah candi Garuda yang terletak di dekat candi Wisnu. Candi ini menyimpan kisah tentang sosok manusia setengah burung yang bernama Garuda. Garuda merupakan burung mistik dalam mitologi Hindu yang bertubuh emas, berwajah putih, bersayap merah, berparuh dan bersayap mirip elang.
Diperkirakan, sosok itu adalah adaptasi
Hindu atas sosok Bennu (berarti ‘terbit’ atau ‘bersinar’, biasa
diasosiasikan dengan Dewa Re) dalam mitologi Mesir Kuno atau Phoenix
dalam mitologi Yunani Kuno. Garuda bisa menyelamatkan ibunya dari
kutukan Aruna (kakak Garuda yang terlahir cacat) dengan mencuri Tirta
Amerta (air suci para dewa)
Photo credits – Arie Basuki/Tempo
Prambanan juga memiliki relief candi yang memuat kisah Ramayana.
Menurut para ahli, relief itu mirip dengan cerita Ramayana yang
diturunkan lewat tradisi lisan. Relief lain yang menarik adalah pohon
Kalpataru yang dalam agama Hindu dianggap sebagai pohon kehidupan,
kelestarian dan keserasian lingkungan. Di Prambanan, relief pohon
Kalpataru digambarkan tengah mengapit singa. Keberadaan pohon ini
membuat para ahli menganggap bahwa masyarakat abad ke-9 memiliki
kearifan dalam mengelola lingkungannya.Pada 27 Mei 2006 gempa bumi dengan kekuatan 5,9 pada skala menghantam daerah Bantul dan sekitarnya. Gempa ini menyebabkan kerusakan hebat terhadap banyak bangunan dan kematian pada penduduk di sana. Salah satu bangunan yang rusak parah adalah kompleks Prambanan, khususnya candi Brahma. Hingga saat ini perbaikan masih terus dilakukan dan beberapa di antaranya sudah rampung.
Read more : https://wisatacandi.wordpress.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar