Sifat Emas
Emas merupakan
logam transisi ( trivalen dan univalen ) yang bersifat lunak dan mudah
ditempa, kekerasannya berkisar antara 2,5 – 3 ( skala Mohs ). Emas dapat
dibentuk jadi lembaran sedemikian tipis hingga tembus pandang. Sebanyak
120.000 lembar emas dapat ditempa menjadi satu lapisan yang sedemikian
tipisnya sehingga tebalnya tidak lebih dari 1 cm. Dari 1 gram emas dapat
diulur menjadi kawat sepanjang 2,5 km.
Emas mempunyai
karakteristik sectile ( lunak, elastis, mudah dibentuk ), memiliki warna
yang menarik ( kuning, mengkilap, tidak mudah memudar ), berat, tahan
lama, tahan pada panas tinggi dan daya konduksi listrik juga sebagai
perlawanan terhadap oksidasi ( tahan korosi ) sehingga emas memiliki
banyak kegunaan. Namun karena emas sebagai salah satu logam coinage yang
keberadaannya di alam sangat langka, menjadikannya sebagai logam yang
sangat berharga.
Emas memberikan sumbangan yang amat besar bagi kehidupan manusia seperti, untuk perhiasan,
peralatan elektronik, kedokteran gigi, uang, medali, dll. Sekitar 65
persen dari emas diolah digunakan dalam industri seni, terutama untuk
membuat perhiasan. Selain perhiasan, emas juga digunakan di peralatan
listrik, elektronik, dan industri keramik. Industri aplikasi ini telah
berkembang dalam beberapa tahun dan kini menempati sekitar 25 persen
dari pasar emas.
Dalam perdagangan emas, ukuran berat biasanya dipakai troy ouns, kemurnian emas murni
dalam karat ditunjukan angka 24 atau dalam kehalusan ditunjukkan angka
1.000. Karena emas merupakan logam yang relatif lunak ( sectile
) menjadi satu halangan untuk digunakan dalam industri. Untuk mengatasi
kelemahan ini, emas biasanya dipadukan dengan logam lain ( alloy )
seperti perak, tembaga, platinum, atau nikel. Emas putih
adalah alloy emas dengan platinum, iridium, nikel, atau zink. Alloy
emas dengan tembaga berwarna merah atau kuning. Alloy emas dengan besi
berwarna hijau, dan alloy emas dengan aluminum berwarna ungu. Bagian
emas yang terdapat dalam campuran diukur dalam karat atau persen. Karat
adalah unit sama dengan 1 / 24 bagian dari emas murni dalam alloy.
Dengan demikian, emas 24 Karat ( 24K ) adalah emas
murni, sedangkan emas 18 Karat adalah 18 bagian emas murni dan 6 bagian
logam lainnya, jadi emas 18 karat → 18/24 berarti emas 75 %.
Tingginya nilai potensial reduksi emas
mengakibatkan logam ini selalu terdapat di alam dalam keadaan bebas.
Untuk keperluan ektraksi dari bijihnya, proses dengan melibatkan senyawa sianida dapat diterapkan seperti halnya pada ekstraksi logam perak.
Emas membentuk
berbagai senyawa kompleks, tetapi hanya sedikit senyawa anorganik
sederhana. Emas (I) oksida, Au2O, adalah salah satu senyawa yang stabil
dengan tingkat oksidasi +1, seperti halnya tembaga, tingkat oksidasi +1
ini hanya stabil dalam senyawa padatan, karena semua larutan garam emas
(I) mengalami disproporsionasi menjadi logam emas dan ion emas (III)
menurut persamaan reaksi :
3Au+(aq) → 2Au(s) + Au3+(aq)
3Au+(aq) → 2Au(s) + Au3+(aq)
Secara kimiawi emas tergolong inert sehingga disebut logam mulia.
Emas tidak bereaksi dengan oksigen dan tidak terkorosi di udara di
bawah kondisi normal. Namun emas terurai dalam larutan sianida dalam
tekanan udara. Emas juga tidak bereaksi dengan asam atau basa apapun.
Akan tetapi emas bereaksi dengan halogen dan aqua regia.
Read more :https://emastambang.wordpress.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar